Impor batu bara China dari pemasok utama, termasuk Indonesia dan Australia, menunjukkan tren kenaikan yang signifikan pada bulan lalu. Data dari Administrasi Umum Kepabeanan China pada Rabu (20/12/23) mengungkapkan bahwa impor batu bara dari Indonesia naik sebanyak 16 persen dari bulan Oktober, sementara impor dari Australia melonjak hampir 30 persen.
Pada bulan November, pengiriman batu bara Indonesia ke China mencapai 18,33 juta metrik ton, dengan kandungan energi sebagian besar mencapai 3.800 kilokalori (kkal). Lebih lanjut, impor batu bara dari Indonesia, yang sebagian besar berada di bawah kontrak pasokan tahunan, meningkat dari 15,8 juta ton pada bulan Oktober, meskipun mengalami penurunan dari 20,04 juta ton pada tahun sebelumnya.
Di sisi lain, impor batu bara dari Australia pada bulan November meningkat menjadi 6,22 juta ton, mencatat jumlah bulanan tertinggi ketiga tahun ini dan mengalami kenaikan 28,5 persen dari bulan sebelumnya. Peningkatan ini dapat diatributkan kepada perusahaan utilitas yang mengisi kembali persediaan untuk memenuhi kebutuhan pembangkit mereka selama musim dingin.
Meskipun begitu, impor batu bara dari Rusia, dengan kandungan energi sebesar 5.500 kkal, mengalami penurunan menjadi 7,32 juta ton pada bulan lalu, mencapai level terendah sejak Februari. Hal ini dapat menjadi dampak dari persediaan batu bara yang melimpah di perusahaan-perusahaan utilitas China, yang saat ini berada di atas 200 juta ton.
Meskipun China menjadi pembeli batu bara terbesar di dunia, stok yang melimpah dan produksi yang konsisten telah menekan harga domestik. Namun, kecelakaan tambang baru-baru ini telah menyebabkan kenaikan harga grosir dalam negeri.
Impor batu bara dari Mongolia, yang sebagian besar merupakan batu bara kokas, mencapai 7,89 juta ton pada bulan November, mencatat tingkat impor tertinggi setidaknya sejak tahun 2022. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dari bulan Oktober yang sebesar 5,01 juta ton.
Meski begitu, ada potensi perlambatan impor batu bara pada bulan Desember karena salju tebal yang dapat menghambat transportasi batu bara. Peningkatan pembelian batu bara dari Australia sejak Januari, setelah pembatasan perdagangan selama dua tahun dihapuskan, menjadi faktor penting dalam dinamika impor batu bara China.
Peningkatan ini mencerminkan dinamika pasar global batu bara yang terus berubah, mempengaruhi kebijakan perdagangan dan permintaan energi China. Perusahaan dan pelaku industri harus tetap memantau perkembangan ini untuk mengantisipasi dampaknya terhadap pasar energi global.
Demikian informasi seputar perkembangan pasar dan impor batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mehranschool.Org.