Investasi kripto di Indonesia telah mencapai puncaknya dengan hampir 18 juta investor pada bulan Oktober lalu, menunjukkan pertumbuhan yang pesat dalam kurun waktu sekitar 4 tahun. Dalam pandangan Chief Operating Officer (COO) Reku Jesse Choi, perkembangan teknologi kriptografi telah menciptakan sebuah sistem inovatif yang dikenal sebagai blockchain, menjadi dasar dari sebagian besar aset kripto.
Choi menyatakan bahwa aset kripto, seperti Bitcoin, memiliki karakteristik mendasar yang berbeda dengan aset investasi tradisional. Mereka tidak terkait dengan pihak ketiga tertentu, memungkinkan transaksi yang cepat tanpa batasan wilayah. Meskipun memiliki tingkat risiko yang tinggi, aset kripto dianggap cocok untuk berbagai tipe investor, mulai dari jangka pendek hingga panjang, sesuai dengan tujuan dan strategi masing-masing individu dalam pengelolaan investasi kripto.
Dalam jangka pendek, volatilitas pasar kripto dapat dimanfaatkan oleh investor untuk kegiatan jual beli atau trading. Sementara itu, untuk jangka menengah hingga panjang, investor dapat menggunakan strategi dollar cost averaging (DCA) atau melakukan staking untuk mendapatkan passive income.
Choi menekankan pentingnya diversifikasi pada aset kripto, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan merinci bahwa kombinasi seperti ini juga berlaku untuk instrumen investasi lainnya, tergantung pada kondisi pasar dan tujuan finansial.
Pentingnya investasi kripto di Indonesia juga tercermin dari perhatian pemerintah. Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah meluncurkan bursa kripto pertama di Indonesia pada awal semester II 2023, sebagai langkah untuk memberikan jaminan keamanan bagi pelaku aset kripto.
Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) menyatakan bahwa pembentukan Bursa Berjangka Aset Kripto adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam menciptakan kepastian berusaha dan membangun ekosistem perdagangan aset kripto yang adil dan aman. Dengan adanya ekosistem yang lengkap, diharapkan masyarakat dapat berinvestasi dengan rasa aman, memberikan kontribusi pada perekonomian nasional, dan membawa manfaat bagi industri perdagangan aset kripto secara keseluruhan.
Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko menegaskan bahwa perdagangan aset kripto di Indonesia telah mengalami perkembangan luar biasa dalam lima tahun terakhir, dengan jumlah pelanggan mencapai 17,54 juta hingga semester I 2023, menunjukkan minat yang terus meningkat dari masyarakat.
Demikian informasi seputar perkembangan investasi kripto di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mehranschool.org.