Terupdate

Pertamina Hulu Energi Pacu Dekarbonisasi Secara Berkelanjutan untuk Era Energi Transisi

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina memperkuat komitmennya dalam menjalankan dekarbonisasi secara berkelanjutan guna menghadapi era transisi energi. Dalam pertemuan Media Gathering Pertamina Ekplorasi dan Produksi (EP) Cepu yang berlangsung di Bandung, Arya Dwi Paramita, Corporate Secretary PHE, mengungkapkan berbagai strategi yang akan ditempuh perusahaan dalam menjawab tantangan energi masa depan.

Dalam paparannya, Arya menegaskan pentingnya green operation sebagai bagian integral dari green strategy PHE. “Kami memiliki strategi energi transisi yang mencakup gas transition, dekarbonisasi secara berkelanjutan, serta potensi bisnis baru seperti carbon capture storage (CCS) dan carbon capture utilization & storage (CCUS),” jelas Arya.

Strategi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan energi nasional dengan tetap mengedepankan keberlanjutan dan efisiensi operasional. Tantangan utama yang dihadapi oleh industri hulu migas adalah menjaga keseimbangan antara permintaan energi fosil yang terus meningkat dan transisi menuju energi yang lebih bersih.

Arya juga menyoroti peran vital gas sebagai sumber energi transisi. Gas, yang dikenal sebagai energi fosil yang lebih bersih, diproyeksikan akan memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan energi nasional hingga tahun 2050. Salah satu proyek unggulan PHE dalam pengembangan gas adalah Jambaran-Tiung Biru (JTB), yang terletak di wilayah kerja Zona 12 Regional Indonesia Timur.

Proyek JTB telah mencapai produksi full capacity sebesar 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), menunjukkan kinerja yang stabil dan jangka panjang. “Keberhasilan ini merupakan bukti komitmen kami dalam mendukung transisi energi dan menjaga ketahanan energi nasional,” tambah Arya.

PHE tidak hanya fokus pada pengembangan gas tetapi juga berkomitmen kuat pada dekarbonisasi secara berkelanjutan. Melalui implementasi CCS dan CCUS, PHE bertujuan untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan. Teknologi ini memungkinkan penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida dari proses industri dan energi, serta penggunaannya kembali untuk aplikasi yang bermanfaat.

Dekarbonisasi secara berkelanjutan menjadi pilar utama dalam strategi PHE untuk menjawab tantangan perubahan iklim global dan mendukung upaya pengurangan emisi karbon. Ini adalah bagian dari visi jangka panjang PHE untuk menjadi pemimpin dalam industri energi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Nyimas Fauziah Rikani, Kepala Departemen Komunikasi SKK Migas, yang turut hadir dalam acara tersebut, menekankan pentingnya industri hulu migas dalam mencapai target produksi nasional.

“Kami memiliki strategi utama untuk mencapai target produksi nasional 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 milyar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2033,” ujarnya.

Dengan strategi dekarbonisasi yang terintegrasi dan fokus pada pengembangan energi bersih, PHE berada di garis depan dalam mendukung transisi energi dan memenuhi kebutuhan energi masa depan Indonesia. Langkah ini tidak hanya penting bagi ketahanan energi nasional tetapi juga krusial dalam mendukung agenda keberlanjutan global.

Demikian informasi seputar strategi dekarbonisasi secara berkelanjutan di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mehranschool.Org.