Investasi China dalam pengembangan industri hilirisasi nikel di Indonesia telah mencapai tingkat yang signifikan. Dalam sebuah presentasi di acara “Memakar Masa Depan Energi yang Berkeadilan,” Ricko Nurmansyah dari The PRAKASA mengungkapkan bahwa investor China mendominasi sektor ini, dengan mayoritas tungku smelter nikel di Indonesia terafiliasi dengan investor Tiongkok. Artikel ini akan menjelajahi hasil penelitian tersebut, menggali aliran keuangan, dan membahas dampaknya terhadap industri nikel Indonesia.
Menurut Ricko Nurmansyah, dari 248 tungku smelter nikel di Indonesia, 137 di antaranya terafiliasi dengan investasi China. Pencarian aliran keuangan menunjukkan bahwa modal asal Tiongkok banyak diinvestasikan di wilayah Sulawesi, Halmahera, dan Maluku Utara. Data dari laporan Skarn Associates (2023) mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah ini pada Desember 2022, dengan 144 dari 155 tungku berasal dari China, termasuk tambahan 7 unit tungku baru.
Ricko juga mengidentifikasi sepuluh entitas bisnis besar yang berperan signifikan dalam industri nikel Indonesia. Antara lain, PT Vale Indonesia Tbk, Tsinghan (IMIP dan IWIP), PT Bintang Delapan Mineral (IMIP), Jiangsu Delong Nickel (Dragon Virtue), Harits & Lygend Resources, Contemporary Amperex Technology Ltd. (CATL), LG Corporation Zhejiang Huayou Cobalt, Pohang Iron and Steel Company (Posco), dan Kalla Group. Data ini, sebagaimana diungkapkan oleh Ricko, bersumber dari Bloomberg dan olahan penelitian.
Investasi China yang Masuk ke Indonesia Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi
Selain China, lembaga keuangan Eropa juga turut membiayai industri nikel di Indonesia. Pembiayaan ini termasuk untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara yang diperlukan pada smelter nikel. Bank-bank Eropa seperti Standard Chartered Bank, BNP Paribas, Barclays Bank PLC, HSBC, Credit Agricole, ING Bank, dan Natixis terlibat dalam memberikan pinjaman sindikasi dan obligasi untuk mendukung pembangunan smelter.
Investasi China yang dominan dalam hilirisasi nikel Indonesia menciptakan dampak ekonomi yang signifikan, dengan pertimbangan lebih lanjut terhadap dampak lingkungan dan sosial. Artikel ini mencoba menguraikan aliran keuangan yang mendasari pertumbuhan industri nikel, dengan melibatkan investor dari China dan lembaga keuangan Eropa. Selain itu, pemegang mayoritas dan entitas bisnis besar juga menjadi sorotan, menyoroti kompleksitas investasi di sektor ini. Implikasi lebih lanjut terhadap ekonomi dan lingkungan Indonesia akan membutuhkan pemikiran lebih lanjut dan keterlibatan stakeholders terkait.
Demikian informasi seputar pesatnya investasi China masuk ke Indonesia dalam sektor industri hilirisasi nikel. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mehranschool.Org.