Harga batu bara mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (6/7/25), turun 0,26% dan mencapai US$114,5 per ton. Ini menandai penurunan berturut-turut selama dua hari terakhir, menjadikannya harga terlemah sejak 25 Juli, atau dua pekan terakhir.
Dalam dua hari berturut-turut, harga batu bara telah terpangkas sebesar 0,4%. Meskipun harga sempat mengalami lonjakan yang signifikan, aksi ambil untung (profit taking) mungkin menjadi faktor utama di balik koreksi harga.
Penurunan harga batu bara terjadi setelah sebelumnya mencapai titik tertinggi pada 29 Juli, yang menjadi level tertinggi sejak Februari.
Koreksi Harga Batu Bara dalam Seminggu
Dalam periode seminggu terakhir, harga batu bara tercatat turun sekitar 0,5%. Penurunan ini menunjukkan adanya koreksi setelah reli panjang yang membuat harga batu bara sempat melonjak tinggi. Secara keseluruhan, meski harga batu bara turun dalam dua hari berturut-turut, harga komoditas batu bara masih mencatatkan kenaikan hampir 5% dalam sebulan terakhir.
Dari perspektif teknikal, harga batu bara masih berada dalam zona bullish, dengan Relative Strength Index (RSI) sebesar 71, menunjukkan bahwa pasar masih dalam kondisi menguntungkan. Namun, indikator ini juga mengindikasikan adanya risiko jenuh beli (overbought).
Target support terdekat untuk harga batu bara adalah US$113 per ton, dan jika menembus level ini, target berikutnya adalah US$111 per ton.
Harga batu bara mengalami penurunan setelah dua hari berturut-turut melemah, meski secara keseluruhan harga masih menunjukkan kenaikan dalam jangka panjang. Dengan kondisi pasar yang mengalami koreksi, pelaku pasar harus tetap waspada terhadap kemungkinan penurunan lebih lanjut. Meskipun begitu, harga batu bara tetap berada dalam zona bullish dengan prospek jangka panjang yang positif.
Demikian informasi seputar laporan terbaru mengenai harga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Mehranschool.Org.