Sebentar lagi PLTA Kayan akan dibangun di Kalimantan Utara. Dibangunnya PLTA tersebut jadi salah satu bukti, Kalimantan Utara menyimpan potensi besar yang masih tersembunyi.
Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam hal energi terbarukan. Salah satu buktinya melalui pembangunan PLTA Kayan. PLTA tersebut digadang jadi PLTA terbesar di Indonesia, bahkan se-Asia. Lebih menariknya lagi, pembangkit listrik tersebut dibangun di provinsi termuda di Indonesia, yaitu Kalimantan Utara.
Dibangunnya PLTA Kayan jadi bukti potensi yang dimiliki Kaltara
Sebagai informasi, Kalimantan Utara merupakan provinsi termuda di Indonesia. Provinsi ini dulunya jadi satu dengan wilayah Kalimantan Timur. Namun pada tahun 2012, Kaltara memutuskan untuk memisahkan diri dengan Kalimantan Timur.
Pemekaran Kaltara disahkan dalam rapat paripurna DPR pada tanggal 25 Oktober 2012 berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012. Meski jadi provinsi termuda, Kaltara sepertinya mampu menyaingi provinsi lain di Indonesia.
Potensi Kalimantan Utara yang besar dibuktikan dengan adanya investor yang masuk. Para investor lebih memilih menanamkan uang mereka di Kalimantan Utara, meski provinsi tersebut jadi provinsi termuda. Beberapa tahun terakhir, dua perusahaan besar yang berasal dari Cina dan Korea Selatan memutuskan untuk menggelontorkan dana kurang lebih US$ 28 miliar.
Dari negara China sendiri, ada dua perusahaan yang masuk ke Kalimantan Utara. Dua perusahaan tersebut yaitu China Power Investment Corporation dan Shanghai Electric Power Construction Co, Ltd. keduanya telah mendirikan perusahaan patungan dengan mitra lokal PT Kayan Hydro Energy untuk membangun proyek pembangkit listrik tenaga air 9,000 MW.
Sedangkan perusahaan besar yang berasal dari Korea Selatan adalah Grup Hyundai. Dilansir dari theinsiderstories.com, Hyundai telah mengalokasikan dana hingga 1 miliar dollar melalui anak perusahaannya. Dana tersebut rencananya digunakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 300 MW di Sungai Mentarang, Kabupaten Malinau.
Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie, mengatakan bahwa sejumlah investor sudah mulai meninjau lokasi di Kalimantan Utara. Bahkan Prosesor aluminium milik negara, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), telah memutuskan untuk menanamkan modal di wilayah ini.
PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) memang akan membangun smelter aluminium di Kalimantan Utara. Smelter tersebut nantinya berkapasitas satu juta ton aluminium. Terkait pembangunannya, tahun depan Inalum akan memasuki tahap konstruksi, dan dijadwalkan tahun 2022 smelter aluminium sudah bisa beroperasi.
Inalum memang sengaja membangun smelter di Kalimantan Utara karena di wilayah tersebut akan dibangun PLTA Kayan. Ke depannya, PLTA Kayan akan memasok kebutuhan listrik smelter milik Inalum sebagai sumber energinya.