Investasi News

Investor Denmark Siapkan Investasi di Sektor EBT Indonesia

Investor asal Denmark menyatakan siap untuk menjalin kerjasama dan menanamkan investasinya di sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indoneisa khususnya dikawasan Indonesia Timur yaitu Nusa Tenggara Barat (NTB).

Investor Denmark nantinya akan menjalin komunikasi tentang investasi EBT di Indonesia melalui Dewan Energi Nasional (DEN) untuk menjalin kerjasama investasi EBT dengan pihak Indonesia.

Pemilihan Nusa Tenggara Barat khususnya Lombok sebagai tujuan investasi EBT memang tidak bisa lepas dari potensi pengembangan EBT pembanglit listrik di daerah tersebut yang memang potensinya sangat banyak.

Sekertaris Jenderal DEN Saleh Abdurrahman mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan pemerintah Denmark untuk melakukan konservasi potensi EBT di NTB.

Sebagai salah satu Negara di kawasan Eropa yang memiliki pengembangan EBT paling maju, Denmark memang diharapkan mampu menjadi rule model pengembangan EBT di Indonesia. Apalagi diketahui jika pengembangan EBT di Denmark saat ini sudah mencapai 50%, angka ini akan akan tumbuh maksimal dan menyentuh angkan 100% pada tahun 2030.

Fakta inilah yang menarik untuk dicermati dan bisa dijadikan pembelajaran bagi Indonesia mengejar potensi pengembangan energi baru terbarukan sebesar 25% ditahun 2025.

Nantinya, DEN juga akan mengundang pemerintah terkait, seperti Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) dan Kementerian Keuangan untuk mendorong proyek EBT. Saleh menjelaskan Bappenas bisa mendukung dari segi pembiayaan campuran (blended finance).

Perusahaan konsultan dan penelitian di bidang energi dan perubahan iklim asal Denmark Ea Energy Analyses pun telah membuat kajian di NTB mengenai potensi EBT. Dari kajiannya potensi terbesar yang ada di wilayah timur Indoensia itu merupakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yakni bisa mencapai 903 Megawatt (MW).

Setelah melakukan kajian beberapa waktu yang lalu di NTB, Ea Energy mendapatka hasil bahwa untuk penyinaran matahari di NTB selama perioden Mei hingga Oktober mencapai puncaknya atau bisa dikatakan stabil sehingga sangat membantu produksi dari pembanhkit listrik tenaga matahari yang nantinya akan dikembangkan.