Investasi News

Tahun 2019 Investasi Properti Indonesia Diperkirakan Hanya Tumbuh 10%

Tahun 2019 Investasi Properti Indonesia diperkirakan hanya akan tumbuh 10%. Hal ini diungkapkan oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) melihat trend investasi sampai akhir tahun ini yang tergolong masih rendah dan akan berlanjut di tahun 2019, hal ini harusnya dipahami oleh investor dan dihimbau untuk lebih jeli melakukan investasi properti di tahun 2019.

Walaupun masih tergolong rendah namun investasi properti di Indonesia akan tetap berjalam lancar. Hal yang harusnya dilakukan oleh pemerintah adalag ikut bersama-sama mendorong kemudahan investasi properti di daerah maupun di pusat untuk urusan perizinan.

Seperti diketahui, perizinan pemerintah pusat dan daerah masih sering terjadi ketidaksinkronan misalnya pada implementasi program Online Single Submission (OSS). Hal seperti inilah yang terkadang sering membuat ketidaknyamanan para investor, apalagi jika investor tersebut berasal dari investor asing, hal seperti ini sangat krusial bagi mereka.

Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, sudah pasti akan menyulitkan Indonesia menarik investasi baru dari dalam maupun luar negeri. Hasil positif dari kerja sama ekonomi internasional pun tidak akan terwujud.

Selain hal perizinan, pemerintah diharapkan mendorong BUMN untuk masuk ke sektor bahan baku. Selama ini kebanyakan bahan baku didapatkan dari luar negeri (impor), jika dapat lebih banyak memproduksi sendiri tentu akan memperkuat perekonomian Indonesia.

Banyak hal yang memang mempengaruhi secara eksternal maupun internal untuk permasalahan investasi properti kenapa di tahun 2019 diprediksi tidak akan tumbuh lebih dari 10%.

Jika melihat di tahun 2019, memang sempat muncul keraguan di kalangan investor soal tahun politik yang akan dijumpai di tahun 2019. Hajatan besar ini dipastikan tidak akan mengganggu investasi baik properti dan investasi lainnya.

Karena secara garis besar beberapa instrument akan bersinggungan langsung namun secara khusus tidak akan terlalu berimbas besar seperti yang sebelumnya dikhawatirkan oleh sebagian besar investor yang masih ragu untuk menanamkan modal investasinya di Indonesia.